CSR – Pemetaan Kebutuhan Stakeholder dan Pengukuran Efektifitas

CSR – Pemetaan Kebutuhan Stakeholder dan Pengukuran Efektifitas

Deskripsi Training CSR – Pemetaan Kebutuhan Stakeholder dan Pengukuran Efektifitas

CSR – Pemetaan Kebutuhan Stakeholder dan Pengukuran Efektifitas. Perencanaan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang komprehensif perlu dilakukan agar program CSR dapat efektif mencapai tujuannya dan sesuai pedoman yang ada. Perencanaan program disusun secara bersama antara pihak perusahaan dengan stakeholder berdasarkan kebutuhan stakeholder dan kondisi sosial ekonomi wilayah yang akan menerima tanggung jawab sosial perusahaan. Langkah awal dalam penyusunan program adalah melakukan pemetaan kebutuhan stakeholder. Hal ini sesuai dengan pedoman ISO 26000 khususnya klausul 5 dan klausul 7, bahwa organisasi perlu mengidentifikasi stakeholder, melibatkan stakeholder mulai dari identifikasi kebutuhan dan harapan stakeholder serta melibatkan stakeholder dalam perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring program. Stakeholder (pemangku kepentingan) adalah organisasi atau individual yang mempunyai satu atau beberapa kepentingan dalam setiap keputusan dan kegiatan suatu organisasi. Kepentingan dalam konteks ini adalah kepentingan dari yang paling sederhana yaitu didengar pendapat dan keinginannya sampai pada kepentingan yang berkenaan dengan pembangunan berkelanjutan (sustainable development), misalnya aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Tujuan Training CSR 

Setelah menguikuti training ini diharapkan peserta dapat :

  • Membekali staff CSR PT. PJB untuk dapat melakukan pemetaan kebutuhan stakeholder dan kondisi sosial ekonomi wilayah yang akan menerima tanggungjawab sosial perusahaan dengan Metaplan dan Metode Value Chain.
  • Membekali staff CSR PT. PJB untuk dapat menyusun program CSR dan monev berdasarkan hasil analisis pemetaan sesuai dengan pedoman perusahaan dan ISO 26000

Materi Training CSR

  1. Pemetaan Stakeholder

Metode Pemetaan:
Metode yang digunakan untuk pemetaan adalah PRA (Partisipatory Rural Appraisal), dilengkapi dengan aspek keunggulan daya saing dalam lingkup Desa. Metode ini berorientasi pada peningkatan partisipasi masyarakat, pembelajaran serta pemberdayaan masyarakat.

Metode pengumpulan data :
Interview, diskusi, partisipatif, Focus Group Discussion (FGD) dengan memperhatikan prinsip Trianggulasi.

Keluaran :
Keluaran (output) dari pemetaan ini adalah Rencana kegiatan kelompok dan rencana kegiatan masyarakat Desa, Rencana kegiatan ini akan digunakan sebagai rujukan dalam pembuatan RTL (Rencana Tindak Lanjut) berupa kegiatan pelatihan maupun penyuluhan di tingkat Desa.

  1. Perencanaan
    Dalam ISO 26000, perencanaan program diarahkan pada program-program internal organisasi (perusahaan pemilik CSR) dan program-program eksternal, yaitu program yang diarahkan pada masyarakat atau pemangku kepentingan. Dalam perencanaan program eksternal yang dilakukan adalah :
  2. Pembuatan matrik program

Matrik program adalah suatu bentuk rencana program yang disusun dari hasil analisis kesenjangan (gap analysis) berdasarkan hasil pemetaan antara harapan/ekspektasi dan kondisi riil yang ada di masyarakat calon penerima manfaat (benefeseries). Matrik program terdiri dari beberapa kegiatan pengembangan masyarakat yang saling terkait antara kegiatan satu dengan yang lain, rencana kapan kegiatan tersebut akan dilaksanakan, dan siapa saja pendukung kegiatan. Prinsip-prinsip yang digunakan dalam menentukan kegiatan di dalam matrik program, adalah Relevansi, Signifikan, dan memprioritaskan Efeknya.

  1. Pembuatan LFA (Logical Framework Approach)

Adalah alat manajemen yang umum dipakai dalam pemantauan desain, dan evaluasi pembangunan internasional proyek.

Tujuan pembuatan logframe :

  • Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan
  • Mempermudah pelaksanaan monitoring
  • Mempermudah dalam mengukur keberhasilan kegiatan
  • Mempermudah evaluasi

Dalam pembuatan logframe menggunakan prinsip Indikator “SMART”:

  •  Specific àkespesifikan atau kekhasan dari hasil atau perubahan yang ingin dicapai.
  •  Measurable à kebisaan diukur dari perubahan yang ingin dicapai. Kebisaan diukur ini ditentukan oleh tingkat ketersediaan alat ukur untuk mengukur perubahan yang dimaksud.
  •  Achievable à kebisaan dicapai dari perubahan yang ingin dicapai. Apakah perubahan yang diinginkan tersebut bisa dicapai, khususnya jika mengacu kepada keterikatan waktu yang disediakan
  • Relevant à kecocokan perubahan yang diinginkan dengan keinginan para pihak yang diinginkan mengalami perubahan tersebut.
  •  Time bound à keterikatan akan dimensi waktu atau kapan perubahan yang diinginkan akan dicapai.
  1. Perencanaan Monitoring dan Evaluasi

Tujuan monitoring dan Evaluasi adalah membuat “penilaian” sesistematis dan seobjektif mungkin, mengenai proyek baik ketika masih berlangsung maupun ketika sudah selesai.
Salah satu Metode yang umum adalah pengukuran indikator, indikator dalam monev dapat berupa indikator kuantitatif maupun kualitatif karena tidak semua capaian dapat diukur dengan indikator kuantitatif.

Dalam Monitoring dan Evaluasi perlu menilai :

  • Efisiensi : menilai antara input dan output
  • Relevansi : menilai antara output dan goal
  •  Efektifitas : Menilai antara kegiatan dan outcome
  • Keberlanjutan : menilai antara kegiatan dan goal

Metode yang digunakan :
Focus Croup Discussion (FGD), Observasi, interview, analisis trend (sebelum dan sesudah).

Keluaran dari kegiatan Perencanaan :

  • Matrik Program, yang berisi Rencana Kegiatan Kelompok Masyarakat dan Kegiatan Masyarakat Desa
  • Logframe untuk setiap kegiatan yang telah berisi tentang :
    1. Input
    2. Kegiatan
    3. Output
    4. Outcome
    5. Indikator
    6. Goal/Tujuan akhir
  1. Perencanaan Monitoring dan Evalusi masing-masing kegiatan
    Yang berisi :
  • Output atau outcome
  • Informasi apa yang dikumpulkan
  • Siapa sumber informasinya
  • Bagaimana metode pengumpulan datanya
  • Frekuensi pengumpulan datanya

Metode Pelatihan

Presentasi , Games, Group Discussion, Case Study,

Karena kompleksnya pelatihan ini, maka dibutuhkan pendalaman yang lebih komprehensif melalui sebuah training. Dan menjadi sebuah kebutuhan akan training provider yang berpengalaman di bidangnya agar tidak membuat peserta menjadi cepat bosan dan jenuh dalam mendalami bidang teknik ini.

JADWAL PELATIHAN 2025

  • BATCH 1 : 13-14 Januari 2025
  • BATCH 2 : 10-11 Februari 2025
  • BATCH 3 : 10-11 Maret 2025
  • BATCH 4 : 14-15 April 2025
  • BATCH 5 : 15-16 Mei 2025
  • BATCH 6 : 12-13 Juni 2025
  • BATCH 7 : 10-11 Juli 2025
  • BATCH 8 : 18-19 Agustus 2025
  • BATCH 9 : 17-18 September 2025
  • BATCH 10 : 16-17 Oktober 2025
  • BATCH 11 : 13-14 November 2025
  • BATCH 12 : 15-16 Desember 2025

Jadwal tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhan calon peserta

Lokasi Pelatihan Jenis Public Speaking Di Jogja :

  • Yogyakarta, Hotel Dafam Malioboro (6.000.000 IDR / participant)
  • Jakarta, Hotel Amaris Tendean (6.500.000 IDR / participant)
  • Bandung, Hotel Golden Flower (6.500.000 IDR / participant)
  • Bali, Hotel Ibis Kuta (7.500.000 IDR / participant)
  • Lombok, Hotel Jayakarta (7.500.000 IDR / participant)

Investasi Pelatihan 

Investasi pelatihan tersebut menyesuaikan dengan jumlah peserta (on call). *Please feel free to contact us.

Apabila perusahaan membutuhkan paket in house training, anggaran investasi pelatihan dapat menyesuaikan dengan anggaran perusahaan.

Fasilitas

  • FREE Airport pickup service (Gratis Antar jemput Hotel/Bandara)
  • FREE Akomodasi Peserta ke tempat pelatihan bagi peserta
  • Module / Handout
  • FREE Flashdisk
  • FREE Bag or bagpackers (Tas Training)
  • Training Kit (Dokumentasi photo, Blocknote, ATK, etc)
  • 2xCoffe Break & 1 Lunch, Dinner
  • FREE Souvenir Exclusive